Merasa Dicurangi, Silat Hulu Ancam Hengkang Pada Porseni Mendatang
Pertandingan sepak bola mini tingkat SD pada ajang PORSENI 2017 Tingkat Kabupaten Kapuas Hulu. |
PUTUSSIBAU, Uncak.com - Pertandingan Sepak Bola Mini tingkat SD yang berlangsung dilapangan SDN 01 Kedamin Kecamatan Putussibau Selatan Kapuas Hulu yang mempertemukan antara tim dari Kecamatan Silat Hulu melawan tim Kecamatan Putussibau Utara pada 23 Maret 2017 lalu dalam perhelatan Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) tingkat Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2017 lalu, berakhir dengan keputusan kontroversial.
Pada menit-menit akhir pertandingan tersebut, lebih kurang tiga menit jelang pertandingan berakhir, kedudukan masih imbang 2-2, namun wasit sudah meniup peluit panjang tanda pertandingan sudah berakhir, tetapi wasit mengatakan bahwa ia tidak sengaja meniup pluit itu, kata Ambrosius Astri, Oficial cabang Sepak Bola Mini Kecamatan Silat Hulu kepada wartawan Uncak.com, Senin (27/3/17).
Ambrosius menjelaskan, dengan mendengar bunyi pluit tersebut maka anak-anak pemain dari Silat Hulu menganggap pertandingan sudah berakhir, sehingga mereka tidak lagi fokus pada bola. Tetapi mereka bingung ketika pemain dari pihak lawan (Putusdibau Utara) masih menggiring bola sampai ke gawang mereka hingga terjadi gol dan merubah kedudukan menjadi 3-2.
Dari polemik tersebut lanjut Ambrosius, pihaknya merasa dirugikan sehingga mereka melakukan protes terhadap wasit, sebab instruktur pertandingan saat itu tidak berada ditempat. Namun wasit mengatakan agar menyelesaikannya di Sekretariat Panitia Porseni Kabupaten, ujarnya.
Atas kejanggalan keputusan wasit serta dari pernyataannya agar diselesaikan di sekretariat, maka kamipun langsung menuju ke sekretariat bersama anak-anak, bertujuan untuk melakukan mediasi dengan pihak terkait, dihadiri oleh wasit yang memimpin pertandingan itu, Ketua Kontingen, Oficial dan KUPT dari kedua belah pihak, tuturnya.
Setelah menyampaikan pokok permasalahan yang terjadi kepada pemegang kebijakan, pemegang kebijakan memutuskan untuk tanding ulang atau adu penalti. "Itu yang ditawarkan oleh pemegang kebijakan kepada kami," ungkapnya.
Tetapi dari pihak lawan (Putussibau Utara) tidak menerima keputusan tersebut. Padahal dalam penyampaian itu, wasit sudah mengakui kesalahannya bahwa ketika itu dirinya sedang hilang konsentrasi. Bersamaan dengan itu pula panitia khusus koordinator cabang sepak bola seolah memihak pada tim lawan, jelasnya.
Hingga pukul 21.00 WIB, Mediasi tersebut tidak mendapat keputusan yang bisa diterima oleh kedua belah pihak. Hingga masih mengacu kepada hasil dan keputusan yang terjadi dilapangan, sehingga tim kami dinyatakan kalah, kata Ambrosius.
Atas ketidak adilan yang pihaknya alami ini, timbullah pikiran untuk menarik diri dari event rutin tersebut pada masa yang akan datang, karena semangat juang generasi penerus kami dipupuskan harapannya oleh ketidak bijaksanaan pememegang kebijakan. "Luka dihati akan tetap membekas pada generasi penerus kami," pungkasnya dengan nada kesal. [Noto]
sudah jelas salah itu keputusan wasit.. dan kedua belah pihak harus bisa menerima keputusan penengah bukan malah memihak olahraga itu sportipitas bukan tentang keputusan sendiri..
BalasHapussolusinya yaitu tanding ulang..
BalasHapus