SPBU HBP Tekudak Layani Pengisian Drum, Warga Resah
SPBU Tipe D, PT. Hasil Bumi Perkasa (HBP) Desa Tekudak. |
PUTUSSIBAU, Uncak.com - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tipe D, PT. Hasil Bumi Perkasa (HBP) yang terletak di Jalan Lintas Selatan, Desa Tekudak, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sering terlihat melayani pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menggunakan Drum dan Jerigen, sehingga mengakibatkan masyarakat sekitar resah karena tidak kebagian pasokan BBM.
"Pasokan BBM di SPBU PT. Hasil Bumi Perkasa Desa Tekudak ini semestinya cukup untuk masyarakat apabila dijual tepat sasaran, karena jumlahnya berkisar 8000 Liter per hari, namun hanya kurun waktu beberapa jam saja ketika kita datang ke SPBU tersebut untuk membeli minyak, tapi minyak sudah habis. Jadi pertanyaan kita, kemana minyak itu hilang," ujar Abunsius, warga Desa Tekudak kepada Wartawan Uncak.com, Kamis (20/7/2017).
Seiring berjalannya waktu lanjut Abun akrab sapaannya, kita sering melihat Mobil Tanki datang Sore, tapi bongkarnya Malam, tanpa ada pegawai satupun yang ada disana, hanya Satpam dan pihak SPBU, yakni pemilik SPBU termasuk Direkturnya bersama dengan keluarganya. "Jadi Karyawan Satu pun tidak ada disana, dengan kata lain, mereka bongkar secara sembunyi'sembunyi, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri" ungkapnya.
Menurut pengakuan Abun, SPBU yang baru saja beroperasi lebih kurang Lima bulan lalu ini, yakni diresmikan pada tanggal 9 Februari 2017 lalu, sebelumnya juga pernah dia sampaikan keluhan warga ini kepada Camat Kalis selaku Kepala wilayah dan Kepada Kapolsek Kalis via Handphone, sebab SPBU tersebut berada di wilayah hukumnya. Namun hingga saat ini belum terlihat reaksinya, katanya.
Abunsius, warga Desa Tekudak Kecamatan Kalis, Kapuas Hulu. |
Lebih lanjut Abun mengatakan, terkait Pegawai atau Karyawan yang bekerja di SPBU tersebut, untuk saat ini telah berubah status, awalnya Karyawan yang bekerja di SPBU tersebut digaji bulanan, tetapi karena pihak SPBU tergiur dengan harga Rp6.900 per liter jika dijual keluar untuk pembelian skala besar dengan drum dan jerigen, sekarang karyawan digaji harian yakni Rp60 ribu per hari.
"Mereka (Karyawan) digaji harian karena setiap hari minyak habis, jadi dalam satu bulan, mereka paling banyak bekerja selama 4 (empat) hari. Padahal dulunya bekerja setiap hari dalam sebulan, karena mereka menggunakan dua sip yakni sip pagi dan siang," terangnya.
Abun mewakili seluruh warga Desa Tekudak berharap kepada pihak terkait, baik Pemerintah Daerah Kapuas Hulu maupun Kepolisian, itupun jika masih ada hati untuk membela hak rakyat kecil, apalagi ini minyak Subsidi, agar segera mengusut dan membongkar kasus ini dengan tuntas, harapnya dengan tegas.
Rabu (16/8/2017) pukul 11.55 WIB, kembali Abun menyataka kepada media ini melalui pesan singkat bahwa hari ini SPBU tersebut buka hanya sekitar 3 (tiga) jam saja, karena BBM sudah habis, padahal BBM tersebut datangnya kemarin. "Rasanya tidak masuk akal, kuota BBM sebanyak itu, dalam waktu satu hari sudah habis," pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak SPBU yang dimaksud belum dapat dikonfirmasi terkait masalah ini. [Noto]
Tidak ada komentar