Recent comments

  • Breaking News

    Implementasikan PIS-PK, Puskesmas Kalis Kumpulkan Data Seluruh Keluarga

    Para petugas Puskesmas Kecamatan Kalis, saat melakukan pengumpulan data PIS-PK.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Dalam rangka mengimplementasikan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Puskesmas Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, melakukan pengumpulan data kesehatan keluarga di wilayah kerja puskesmas Kalis.

    "Pengumpulan data ini saat ini sudah mulai dilaksanakan yakni sejak Januari hingga November 2018 mendatang," ujar Kepala Puskesmas Kecamatan Kalis, Titin Juherni, A.Md. Keb, Rabu (17/1/18).

    Dikatakan Titin, untuk tahun ini, pihaknya berencana akan melaksanakan pengumpulan data di 10 (sepuluh) desa dari 17 desa yang ada di Kecamatan Kalis.

    "Untuk tujuh desa lainnya, pengumpulan data akan kita laksanakan tahun depan," katanya.

    Titin menjelaskan, sepuluh desa yang akan didata untuk tahun ini, diantaranya yakni desa Nanga Kalis, Kalis Raya, Tekudak, Nanga Tubuk, Nanga Danau, Rantau Kalis, Ribang Kadeng, Nanga Sebintang, Peniung dan Segiam.

    "Sedangkan tujuh desa yang akan didata pada tahun berikutnya yakni desa Semerantau, Kensuray, Bahenap, Nanga Raun, Rantau Bumbun, Nanga Lebangan dan Tapang Daan," jelas Titin.

    Titin memambahkan, bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak desa yang akan didata, dimana bertujuan agar mempermudah proses dalam pengumpulan data.

    "Pengumpulan data ini kita laksanakan secara total, artinya semua keluarga akan dikunjungi dan didata tanpa terkecuali," terangnya.

    Menurut Titin, sebelum pihaknya melakukan pengumpulan data kepada masyarakat, terlebih dahulu mengadakan sosialisasi dan memperkenalkan tim yang akan melakukan pengumpulan data.

    "Terkait dengan kesehatan keluarga, formatnya disediakan oleh Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu. Selain mengisi format tersebut, kita juga melakukan instruksi Bupati Kapuas Hulu yakni melaksanakan pengecekan golongan darah serta memeriksa kadar gula darah," ungkapnya.

    Sedangkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, kata Titin, ada pendataan tambahan yang juga dilakukan yakni data gambaran kemiskinan.

    "Khusus pendataan yang sudah berlangsung di Desa Nanga Kalis saat ini, masyarakat sangat antusias dan tidak ada penolakan dari keluarga yang akan didata," tambahnya.

    Adapun mengenai kendala saat melakukan pengumpulan data, tambahnya lagi, dikarenakan pendataan bersifat total sampling, dimana seluruh anggota keluarga harus didata dan diwawancarai oleh surveyor.

    "Kendalanya adalah ketika keluarga yang akan didata sedang tidak berada di rumah, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pendataan menjadi lebih panjang karena surveyor harus menjadwalkan kunjungan ulang supaya datanya terkumpul semua agar datanya valid," tuturnya.

    Dalam proses pengumpulan data ini, pihak Puskesmas Kalis berharap kepada keluarga yang dikunjungi untuk memberikan data yang lengkap dan benar sehingga hasil akhir pendataan dapat memberikan gambaran yang real mengenai kesehatan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Kalis

    Data yang sudah dikumpulkan oleh para surveyor tersebut kemudian akan langsung diinput oleh administrator yang telah ditunjuk ke dalam aplikasi khusus PIS-PK secara online.

    "Data yang telah diinput tersebut juga menjadi real count yang dapat dipantau progressnya secara nasional," pungkas Titin.

    Terpisah, admin PIS-PK Puskesmas Kecamatan Kalis, Roby Sugara, A.Md.Gz menyatakan bahwa per tanggal 17 Januari 2018 data yang bisa diinput kedalam aplikasi masih sangat minim, hal ini dikarenakan jaringan internet yang tidak stabil.

    “Sampai hari ini, kita baru bisa input­ beberapa kepala keluarga saja, sebab jaringan internet tak stabil, terkadang untuk log in pun susah,” kata Roby.

    Roby menjelaskan bahwa ada sepuluh staf yang secara khusus diperbantukan untuk melakukan input data di aplikasi tersebut.

    “sepuluh orang staf tersebut bertugas khusus membantu input data, tapi karena jaringan internet buruk, maka kerja tidak bisa maksimal,” jelasnya.

    Jurnalisme Warga: [Pieter]
    Editor: [Noto]

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad