Recent comments

  • Breaking News

    IWO Lampung Desak Direktur Rakata Institut Cabut Pernyataan dan Minta Maaf

    Ketua IWO Provinsi Lampung, Wawan Sumarwan, saat diwawancarai wartawan di Lampung.
    LAMPUNG, Uncak.com - Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Lampung sangat menyayangkan pernyataan Direktur Lembaga Survei Rakata Institut, Eko Kuswanto dalam sebuah obrolannys di media sosial (Facebook).

    Dalam obrolannya di Facebook itu, Eko Kuswanto menyebutkan bahwa hanya ada 7 (tujuh) media yang efektif dan berintegritas.

    Sementara wartawan diluar tujuh media tersebut tidak berintegritas karena jika diundang liputan, selalu menanyakan amplop.

    Ketua IWO Provinsi Lampung, Wawan Sumarwan mengatakan, peryataan Direktur Lembaga Survei Rakata Institut itu, jelas telah melukai hati para wartawan. Dimana wartawan merupakan pekerja yang mencari, dan menyebarluaskan berita.

    "Dalam mencari berita, wartawan berpedoman pada Undang-Undang (UU) Pers, serta Kode Etik Jurnalistik, dimana tidak boleh meminta-minta 'amplop' kepada nara sumber," ujar Wawan Sumarwan kepada wartawan, Sabtu (14/4/2018).

    Jadi, lanjut Wawan, pernyataan Direktur Rakata Institut terhadap para wartawan diluar tujuh media di Lampung itu, sangat jelas terkesan berorientasi mencari amplop bukan mencari berita. Padahal wartawan itu profesi bukan praktisi.

    "Dengan melakukan pembatasan peliputan, maka hal itu sangat jelas bahwa Direktur Lembaga Survei Rakata Institut telah melakukan pelanggaran dan mengancam kemerdekaan Pers," katanya.

    Menurut Wawan, harusnya Direktur Rakata Institut itu tidak perlu mengungkapkan bahwa setiap wartawan yang diundang liputan selalu menanyakan amplop. Mengapa dia tidak menggunakan kata oknum?.

    "Artinya, ungkapan Direktur Rakata Institut itu mengindikasikan bahwa semua wartawan yang bertugas di Lampung terindikasi kelakuannya sama, yakni terkesan memeras atau wartawan amplop," ungkapnya.

    Lebih lanjut Wawan mengatakan, hal itu bisa menimbulkan ketersinggungan bagi semua rekan-rekan wartawan yang lain. Terlebih rilis yang dipublikasikan itu dikonsumsi oleh publik.

    "Perlu dicatat, bahwa  rekan-rekan wartawan, selama bertugas selalu menjalin kemitraan yang positif. Dan ini harus dipahami oleh lembaga survei," terangnya.

    Ditegaskannya, Rakata Institut mestinya menjalin kemitraan yang positif dengan wartawan dan media dalam menginformasikan kepada masyarakat terkait apa yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi.

    "Dengan mengatakan tujuh media yang efektif, artinya keberadaan diluar dari tujuh media tersebut, media-media lainnya yang ada di Lampung tidak efektif, serta tidak berintegritas. Ini sangat disayangkan," tegas Wawan.

    Dikatakan Wawan, pernyataan itu jelas terkesan telah menyudutkan rekan-rekan media. Ini bisa saja berimbas pada pemberitaan yang dilakukan rekan-rekan Pers, sehingga wartawan akan selalu mencari sisi kelemahan untuk dijadikan isu dan topik dalam setiap pemberitaan, serta akan berimbas soal opini, sehingga yang muncul sisi negatifnya.

    "Untuk itu, Ikatan Wartawan Online Lampung mendesak kepada Direktur Rakata Institut untuk segera mencabut pernyataannya bahwa wartawan diluar tujuh media itu berorientasi amplop. Selain itu, Direktur Rakata Institut juga harus menyampaikan permintaan maaf secara publik," pungkasnya dengan tegas. 

    Penulis: Tim Liputan
    Editor: Noto

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad