Recent comments

  • Breaking News

    Pariwisata Kapuas Hulu, Antara Birokrasi Pemerintahan dan Partisipasi Masyarakat

    Resort Bukit Tekenang Danau Sentarum. (Foto/ M. Arief Fathony/Kamis/24/1/2019).
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Sebuah Kabupaten Perbatasan yang berada di Timur Kalimantan Barat ini sungguh merupakan sebuah daerah yang masih misteri dengan kekayaan alam yang sangat melimpah.

    Kekayaan alam yang tentu saja belum maksimal dalam pengelolaannya. Salah satu aset terbesar Kapuas Hulu adalah sektor pariwisata. Dimana jika dikelola dengan tepat, maka memiliki potensi untuk mendongkrak perekonomian daerah. Salah satunya adalah pariwisata di Taman Nasional Danau Sentarum. Danau yang terbentang seluas 1.320 meter persegi itu mengalahkan luasnya Danau Toba yakni Danau yang terkenal seantero nusantara.

    Ironisnya pengelolaan sektor pariwisata di Kapuas Hulu itu yaitu pola promosi wisata yang belum maju sehingga menyebabkan banyak orang yang belum mengetahui keindahan daerah Uncak Kapuas itu.

    Beberapa hal yang perlu dievaluasi adalah proses birokrasi pemerintahan yang belum sinergis. Beberapa dinas dan bagian di pemerintahan terlihat belum sinergis. Padahal sektor pariwisata tak hanya memiliki sangkut paut dengan dinas pariwisata, namun juga berkaitan dengan dinas-dinas seperti dinas perikanan, dinas pertanian dan pemerintahan desa.

    Fakta ini  tentu saja menjadikan hasil yang didapatkan menjadi tidak maksimal. Padahal, sektor perikanan merupakan hal yang memiliki potensi besar di Kapuas Hulu, demikian pula sektor pertanian dimana Kapuas hulu juga memiliki beras yang khas dengan citarasa yang tak perlu diragukan lagi. Keduanya tentu saja bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kapuas Hulu.

    Pengembangan industri pariwisata tentu saja tak hanya berpaku kepada pemerintah, namun juga melibatkan berbagai elemen, di antaranya adalah masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat sangat penting melihat peluang bonus demografi dimana usia produktif akan lebih banyak dibandingkan yang tak produktif.

    Berkaca pada beberapa daerah yang sudah cukup tinggi partisipasi masyarakatnya terjadi gelombang perubahan yang besar. Kita perlu mencontoh Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Daerah dimana terdapat banyak sekali kepeloporan masyarakat di berbagai bidang. Mulai dari sosial pendidikan, ekonomi, lingkungan hidup dan pariwisata. Rata-rata bergerak secara sukarela sebagai lembaga non profit dan hasilnya adalah mereka menjadi pemicu banyak orang untuk bergerak bersama tanpa perlu menunggu dana dari pemerintah.

    Hal seperti ini perlu kita hadirkan nuansanya di Kapuas Hulu. Aksi kepeloporan yang memancing masyarakat untuk bergerak secara mandiri, menjadi pemantik sekaligus menjadi auto kritik kepada pemerintah yang selama ini banyak abai terhadap berbagai permasalahan selama ini, sebagai reaksi pula terhadap rumitnya proses birokrasi.

    Terakhir, untuk diketahui, penulis adalah Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak yang berasal dari Kabupaten Kapuas Hulu. Penulis juga adalah Founder Komunitas Forester Care yang bergerak di bidang sosial lingkungan hidup.

    Penulis juga aktif di berbagai kegiatan sosial di Kota Pontianak maupun Kalimantan Barat (Kalbar), serta terhimpun bersama berbagai relawan di Kalbar dalam forum relawan bahagia.

    Penulis: M. Arief Fathony
    Editor   : Noto

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad