Recent comments

  • Breaking News

    Jelang Suksesi KB 1 F, Mahasiswa Minta Kandidat Fokus Bangun Ekonomi

    Johardi, mahasiswa IKIP PGRI Pontianak asal Kecamatan Jongkong.
    PONTIANAK, Uncak.com - Tahun 2020 mendatang, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat akan menggelar pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2020-2025.

    Meskipun terbilang masih belum ada kepastian tentang jadwal dari KPU, namun harapan masyarakat kepada para calon kandidat yang akan maju sudah mulai hangat dibicarakan. Salah satunya soal ekonomi.

    Berdasarkan penilaian mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Kapuas Hulu pada 9 (sembilan) Kecamatan, menyatakan bahwa sektor ekonomi di Uncak Kapuas saat ini sedang hancur.

    Salah satu contohnya yakni harga karet, yang terus-menerus secara berkepanjangan mengalami penurunan. Sementara sektor perkebunan karet merupakan sumber mata pencarian rata-rata masyarakat Kapuas Hulu.

    “Kalau pun harga karet naik, itu pun tak berlangsung lama dan kenaikannya pun tidak signifikan. Setelah itu turun lagi. Kita sedih melihat kondisi masyarakat Kapuas Hulu saat ini. Bayangkan saja per satu kilogram harga karet tidak bisa untuk membeli satu kilogram beras. Belum lagi untuk menghidupi yang lain,” kata Johardi, Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak asal Kecamatan Jongkong, kepada uncak.com, di Pontianak, Senin (15/7/2019).

    Johardi memaparkan, masalah tersebut pernah disampaikan saat diskusi di Kantor Komisi Yudisial Republik Indonesia Penghubung Wilayah Kalimantan Barat, Jumat (12/7/2019) lalu.

    Tak hanya Johardi sendiri yang hadir pada saat itu. Ada 15 mahasiswa dari 8 kecamatan asal Kabupaten Kapuas Hulu yang aktif berdiskusi setiap Jumat.

    Ada pun 8 Kecamatan asal mahasiswa tersebut, yakni dari Kecamatan Jongkong, Kecamatan Silat Hilir, Kecamatan Kalis, Kecamatan Silat Hulu, Kecamatan Suhaid, Kecamatan Pengkadan, Kecamatan Hulu Gurung, dan Kecamatan Boyan Tanjung.

    Rute para Mahasiswa ini menggelar diskusi sungguh unik. Mulai dari kampus, sekretariat perkumpulan mahasiswa, hingga kantor.

    Lebih lanjut Johardi mengatakan, kondisi ekonomi Kapuas Hulu sebenarnya bisa lebih baik. Sebab Sumber Daya Alam (SDA)-nya berlimpah ruah. Namun dari sejak dahulu sampai sekarang, SDA yang ada belum dimanfaatkan optimal untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

    Salah satu contoh, sebut Johardi, komoditi karet. Seharusnya Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, bisa mencarikan solusi terbaik untuk persoalan harga. Tapi sampai sekarang, sepertinya pemerintah tidak sanggup. Alasannya karena harga itu mengacu kepada pasar dunia.

    “Menurut saya, pemerintah bisa melakukan intervensi untuk harga karet. Bisa melalui BUMD atau apa saja-lah. Sebab karet ini adalah urat nadi perekonomian masyarakat Kapuas Hulu,” papar Johardi.

    Dampak dari anjloknya harga karet ini, tambah Johardi, selain menyulitkan ekonomi masyarakat, juga mengancam generasi penerus. Alasannya karena banyak para orang tua yang tidak mampu lagi melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi.

    Melihat 10 Tahun terakhir, lanjut Johardi, tidak banyak yang berubah. Ekonomi makin tambah susah. Harga komoditi anjlok. Termasuk sawit yang baru-baru ini sudah merambah ke Kabupaten Kapuas Hulu. Namun sektor ini belum optimal menjadi komoditi pengganti karet sebagai solusi. Bahkan saat ini harga Buah Tandan Segar Sawit malah di bawah harga karet, yaitu Rp 700 perkilogramnya. Sementara harga karet hanya berkisar Rp 7 ribu perkilogram.

    "Siapa pun pemimpin nantinya, mau dia dari golongan apa pun, yang terpenting dia bisa mensejahterakan masyarakat Kapuas Hulu yang khususnya bidang ekonomi, insfratruktur jalan, jaringan komunikasi (sinyal) dan penerangan," harap Johardi.

    Johardi berpesan kepada calon Bupati-Wakil Bupati Kapuas Hulu periode 2020-2025 yang akan datang, agar konsep dan perhatian pemerintah terhadap pembangunan ekonomi masyarakat  harus lebih jelas dan terarah.

    "Seorang pemimpin harus dapat memaksimalkan sumber daya alam yang ada,  memberikan tempat penampungan getah karet dan harga yang cukup layak misalnya. Sekarang ini getah karet dapat diolah menjadi aspal dan lainnya. Itulah salah satunya yang harus benar-benar dilirik nantinya," tegas Johardi. [Noto]

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad