Gadis Malang di Sibau Hulu, Ditelantarkan dan Sering Mendapat Kekerasan Fisik dari Paman dan Bibinya
Korbannya ialah seorang gadis malang yang merupakan penderita cacat fisik bernama Martina Tungkot alias Ingkot (26).
Dimana, beberapa hari terakhir ini, ia tidur di bawah kolong rumah warga. Tidak jarang ia mendapatkan perlakuan kasar dari paman dan bibinya.
Korban, saat ditemukan tidur di bawah kolong rumah warga oleh petugas. |
mendapat laporan dari warga Sibau Hulu, bahwa ada penelantaran anak, yang juga tidak jarang mendapatkan tindakan kekerasan fisik dari paman dan bibinya.
Pada Selasa, 6 Agustus 2019 sekitar pukul 22.00 WIB setelah melakukan koordinasi dengan baik dan melaporkan kepada pimpinan, Aipda Belmi H.Siallagan, S.AP bersama anggota piket fungsi Polres Kapuas Hulu beserta komunitas sosial peduli kemanusiaan, yakni anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Kapuas Hulu, berangkat menuju Sibau Hulu untuk melihat dan menolong korban.
Setelah sampai, selanjutnya menemui dan melakukan korodinasi dengan Ketua RT setempat.
Kemudian, petugas Kepolisian bersama anggota Tagana tersebut menuju rumah paman dan bibi korban, untuk menanyakan tentang keberadaan Martina Tungkot.
Setelah itu, petugas pun menyisir kolong rumah warga. Dan benar. Mereka pun menemukan korban, yang sedang tertidur di bawah kolong rumah warga dengan keadaan sangat mengenaskan. Dimana Martina tidur hanya beralaskan tanah.
Tak hanya itu, sekujur tubuh korban pun tampak mengalami luka lebam.
Atas dasar kemanusian, selanjutnya petugas bersama Ketua RT setempat, sepakat membawa korban ke RSUD Achmad Diponegoro Putussibau untuk dilakukan pengobatan.
Korban, saat telah berada di RSUD Putussibau. |
Sementara itu, salah satu warga Sibau Hulu, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, Martina Tungkot yang merupakan seorang gadis malang penderita cacat fisik itu sebelumnya sering mendapat perlakuan kekerasan fisik dari paman dan bibinya, dengan cara memukul dan menendang korban dan menelantarkannya.
Namun, lanjutnya, apabila warga menegur paman dan bibinya tersebut karena tindakan kasarnya terhadap korban, maka mereka marah.
"Oleh karena kami tidak tahan melihat tindakan kasar paman dan bibinya tersebut, sebab terjadi sudah berlangsung lama, maka kami memberanikan diri untuk melapor kepada petugas Kepolisian," paparnya.
Mereka mengenal Aipda Belmi karena sering mengantarkan bantuan ke rumah paman Martina sebelumnya.
Terpisah, Kasat Sabhara Polres Kapuas Hulu, AKP Slamet Riyadi, yang merupakan Komandan dari Aipda Belmi H. Siallagan, S.AP, sangat mengapreasiasi apa yang dilakukan anggotanya bahwa disamping tugas pokok Sabhara yang meliputi pengaturan, penjagaan, pengawalan, juga melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat.
"Semoga apa yang dilakukan anggota saya di lapangan dapat bermanfaat dan semoga Martina cepat pulih," harap AKP Slamet Riyadi. [Noto]
Tidak ada komentar