Recent comments

  • Breaking News

    Pendekatan Bentang Alam, Sarana dan Konsep Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

    Kepala BB TNBKDS Arief Mahmud ketika menyampaikan arahan dan pesan dalam acara belajar bersama (shared-learning) Pendekatan Bentang Alam di Tingkat Kabupaten dan DAS di Aula Kantor BB TNBKDS di Putussibau (foto/dRe).
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Pendekatan bentang alam berusaha untuk menyediakan sarana dan konsep untuk mengalokasikan serta mengelola lahan guna mencapai tujuan sosial, ekonomi, dan lingkungan di area di mana pertanian, peternakan, pertambangan, dan penggunaan lahan produktif lainnya bersaing, dengan tujuan kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.

    Untuk itu, Senin (3/9) dilaksanakan kegiatan belajar bersama (shared-learning) Pendekatan Bentang Alam di Tingkat Kabupaten dan DAS (Daerah Aliran Sungai) di Aula Kantor Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum (BB TNBKDS) Kapuas Hulu di Putussibau.

    Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Hulu H. Sarbani.

    Menanggapi kegiatan tersebut, Kepala BB TNBKDS Arief Mahmud menyampaikan, melalui shared-learning tersebut tentu akan banyak informasi yang bisa digali, karena melibatkan langsung masyarakat di kawasan terkait, khususnya pembangunan DAS Serian dan Leboyan.

    “Pada dasarnya pembangunan yang dilaksanakan selama ini sudah berdasarkan kaidah bentang alam, namun mungkin CIFOR (Center for International Forestry Research) atau Pusat Penelitian Kehutanan Internasional ingin melihat lebih jauh untuk melakukan penelitian, karena ini programnya ada di 3 Negara, salah satunya di Indonesia. Jadi mereka ingin melihat lebih dalam proses pembangunan DAS Serian dan Leboyan, apakah sudah menerapkan pembangunan berbasis landscape,” papar Arief Mahmud.

    Maka kata Arief, pihaknya terus mendorong agar berkesuasian dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Karena sesungguhnya pendekatan landscape ini harus menyadari bahwa bentang alam berkaitan antara yang satu dengan lain.

    “Apa yang kita lakukan di suatu tempat akan berkaitan dengan ekosistem lainnnya,” jelas Arief.

    Misalnya kata dia, jika sungai di perhuluan kualitasnya tercemar, maka akan berdampak kepada daerah hilir. Tidak hanya dirasakan masyarakat Kapuas Hulu, tetapi sampai ke Pontianak, karena sungai Kapuas DASnya sangat panjang, melewati beberapa kabupaten lain di Kalbar.

    “Pendekatan pembangunan melalui konsep bentang alam ini suatu hal yang perlu dilakukan semua pihak, kita tidak hanya berfikir untuk daerah tertentu, tapi harus menyeluruh, maka perlu menjadi perhatian bersama,” tegasnya.

    Untuk itu Arief berharap, kegiatan hari ini menjadi langkah penting dengan melakukan pembelajaan bersama, untuk melihat lebih jauh apa upaya yang sudah dilakukan, pihak mana di stakeholder Kapuas Hulu yang harus proaktif, untuk kemudian dilakukan identifikasi.

    “Sehingga nantinya ini bisa menjadi acuan untuk pembelajaran bersama, tidak hanya untuk negara kita, tapi untuk Negara-negara lain. Maka ini bentuknya semacam mencari informasi, Kapuas Hulu ini kan sudah banyak punya status internasional, diantaranya Kabupaten Konservasi, Cagar Biosfer, HBO tentu itu menjadi perhatian para pihak, bagaimana Kapuas Hulu membangun daerahnya,” ulasnya.

    Arief juga berharap, kaitan dengan status Taman Nasional baik TNBK maupun TN Danau Sentarum, tentu kawasan yang sangat luas ini bisa memberikan kontribusi untuk pembangunan di Kapuas Hulu yang lebih baik.

    “Terutama menjaga ekosistemnya, karena Kawasan Taman Nasional  Betung Kerihun ini merupakan hulu DAS Kapuas, sebagai water tower untuk menjaga ketersediaan air tidak hanya untuk Kapuas Hulu, tetapi Kalbar secara umum,” pungkasnya.

    Penulis: Tim Liputan (dRe)
    Editor : Noto

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad