Recent comments

  • Breaking News

    Banjir Kerap Landa Kapuas Hulu, Apakah Pemerintah Berpikir untuk Keruk Sungai?

    Ruas jalan nasional Putussibau-Kalis, yang dilanda banjir saat ini.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Ketika aliran sungai sudah mendangkal, akankah di saat musim penghujan sirkulasi air dari hulu ke hilir akan lancar?

    Demikian yang ditanyakan oleh Ketua LSM Nakhoda Peduli Alam Semesta Borneo Indonesia (Napas Borneo Indonesia), Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Iskandar Abe, kepada media ini melalui keterangan tertulisnya, Senin (13/7/2020).
    Ketua LSM Nakhoda Peduli Alam Semesta Borneo Indonesia (Napas Borneo Indonesia), Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Iskandar Abe. 
    "Akankah air hujan yang turun dengan deras dan awet dapat terus melaju hingga ke muara dan apakah air tersebut tidak meluap ke permukaan darat, atau kah dibiarkan saja pendangkalan sungai-sungai itu dalam satu hingga dua tahun dan seterusnya, lalu bagaimana keadaannya ya?," kata Iskandar Abe penuh tanya.

    Dikatakannya, dalam menyikapi mudah terjadinya banjir, khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Dia menyikapinya mungkin sedikit berbeda.
    Banjir yang melanda Desa Nanga Suruk dan Desa Beringin Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu beberapa hari lalu, hingga merendam puluhan kendaraan karena tidak sempat dievakuasi.
    Menurut Iskandar, banjir tersebut terjadi, tidak hanya karena hutan-hutan/pohon-pohon yang sudah banyak hilang (fungsi resapan) karena ulah manusia. Tetapi lanjut Dia, juga karena pendangkalan sungai-sungai besar dan kecil, yang sudah terjadi.

    "Pendangkalan tersebut, tidak serta merta terjadi karena ulah manusia semata. Tetapi proses alam juga berperan aktif dalam terjadinya pendangkalan-pendangkalan itu karena proses alam itu juga sebagai pengangkut terbesar material (tanah, batu dan pasir) ke permukan sungai," paparnya.
    Ruas jalan nasional Kecamatan Kalis.
    Dalam menyikapi hal tersebut (banjir), Iskandar sangat berharap kepada pemerintah dalam hal ini instansi terkait (Dinas Lingkungan Hidup) atau satuan pengelola aliran sungai dan danau, untuk segera memikirkan masalah pendangkalan di sungai-sungai yang ada.

    "Diharapkan segera memikirkan untuk melakukan pengerukan di sungai-sungai yang dianggap sebagai sirkulasi utama air menuju ke muara (Sungai Kapuas/target utama pengerukan) dan di beberapa sungai-sungai yang bermuara ke sungai Kapuas, seperti sungai Bunut, sungai Boyan, sungai Tebaung, sungai Mentebah, sungai Mandai, sungai Dangkan, sungai Silat, sungai Embau, sungai Embaloh, sungai Empanang dan lain-lain," harapnya.

    Dikatakannya lebih lanjut, untuk target kedua pengerukan, yakni ketika pengerukan di titik-titik aliran yang mendangkal.

    "Kalau hal itu dilakukan, saya yakin, banjir yang selalu melanda ini akan bisa terminimalisir. Dimana, minimal yang harus segera ditinjau yaitu titik pendangkalan dari Desa Tanjung Jati (Kampung Jati) Kecamatan Putussibau Selatan hingga ke Batu Puja Kecamatan Semitau, dimana daerah tersebut kerap menjadi langgalan banjir," terangnya.

    Dalam keterangannya tersebut, Iskandar Abe juga memohon maaf atas segala kekurangan yang ia sampaikan itu.

    "Mohon maaf atas segala kekurangan ini, tujuan saya hanyalah untuk kebaikan kita bersama, untuk menjadi perhatian pemerintah," ucapnya. [Noto]

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad