Puskesmas Putussibau Selatan Atasi Trauma Healing pada Anak-anak Korban Kebakaran Sayut
KAPUAS HULU, Uncak.com - Puskesmas Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, menggelar kegiatan mengatasi trauma healing pada anak-anak rumah Betang 4, Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan pasca bencana kebakaran, Rabu (21/10/2020) kemarin.
Beberapa hari lalu, musibah kebakaran terjadi di rumah Betang Tanga' Banua RT04/RW02, Dusun Bulan Tinjo, Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.
Kegiatan Puskesmas Putussibau Selatan dalam rangka mengatasi trauma healing terhadap anak-anak yang merupakan korban kebakaran rumah Betang di Desa Sayut. |
Bagi para korban, peristiwa tersebut tentunya menimbulkan trauma yang mendalam sehingga para korban biasanya rentan terhadap stress.
Dampak dari trauma itu sendiri tentunya bervariasi, mulai dari trauma ringan hingga trauma berat, diantaranya yakni selalu merasa cemas yang sangat mengganggu pikiran.
Selain itu, juga terbayang-bayang dengan peristiwa bencana yang telah menimpa, mimpi buruk yang menyebabkan kesulitan tidur dan kondisi fisik penderita menjadi siaga ketika mereka mengingat atau memikirkan peristiwa yang telah dialami.
Gejala psikis demikian tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Dimana, para korban harus segera dibantu agar kondisi psikologisnya kembali pulih dari pengalaman traumatis melalui pemulihan trauma (Trauma Healing).
Untuk mengatasi hal tersebut, Kepala Puskesmas Putussibau Selatan beserta Staf, mengajak para korban, khususnya anak-anak, untuk bermain dan bersenda gurau.
Kegiatan yang dilaksanakan di Posko Bersama Kebakaran Rumah Betang Sayut itu, mendapat sambutan antusias dari anak-anak, yang merupakan korban bencana kebakaran.
Kegembiraan anak-anak, sangat tampak dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Puskesmas Putussibau Selatan tersebut.
Kepala Puskesmas Putussibau Selatan, dr. Dasmiati Olfah, mengatakan, tujuan dari yang dilakukan oleh pihaknya itu, yakni untuk meringankan tekanan traumatis yang dialami korban, khususnya anak-anak.
"Kegiatan ini kami lakukan dengan harapan dapat melepaskan korban dari perasaan ketakutan yang dialami. Semoga dengan kegiatan ini, keadaan psikologis anak-anak menjadi pulih seperti sediakala," harap dr. Olfah, Kamis (22/10).
Adapun kegiatan dan permainan yang dilaksanakan dalam mengatasi trauma healing tersebut yakni, membagikan masker kepada anak-anak yang akan mengikuti permainan dan menjelaskan protokol kesehatan yang harus dijalani selama permainan.
Tak hanya itu, juga membuat lingkaran, perkenalan, bernyanyi bersama, bermain balon, bermain kelereng dan praktek tata cara cuci tangan pakai sabun. [Noto]
Tidak ada komentar