Opini: Solusi Banjir Kerap Melanda (Langganan)
KAPUAS HULU, Uncak.com - Akankah disaat musim penghujan sirkulasi air dari hulu ke hilir akan lancar? Akankah air hujan yang turun dengan lebat serta awet, akan terus melaju sampai ke muara? Tidak meluap kah air itu ke permukaan darat?
Atau kah akan dibiarkan saja pendangkalan sungai-sungai itu? Setahun, dua tahun dan seterusnya, bagaimana keadaannya ya?
Dalam menyikapi mudah terjadinya banjir, mungkin saya sedikit berbeda menyikapinya.
Menurut saya, banjir tersebut meluap karena hutan-hutan (pohon-pohon) yang sudah banyak hilang (fungsi resapan). Ya, itu salah satu bagian dari penyebabnya.
Tetapi, pernahkah kita kepikiran, selain pohon-pohon yang sudah tergerus (penyebab terjadinya banjir), juga adanya pendangkalan di sungai-sungai besar dan kecil yang sudah terjadi. Pendangkalan tersebut, tidak serta merta terjadi karena ulah manusia saja, namun proses alam juga berperan aktif sebagai pengangkut terbesar material (tanah, kerikil dan pasir) ke permukan sungai disaat musim penghujan, yang debit air di sungai meningkat dan deras.
Dalam menyikapi masalah ini (banjir), saya sangat berharap kepada instansi terkait, atau satuan pengelola aliran sungai dan danau, untuk segera memikirkan masalah pendangkalan di sungai-sungai yang ada sehingga selanjutnya segera memikirkan untuk melakukan pengerukan di titik-titik pendangkalan sungai, di titik-titik yang dianggap sebagai sirkulasi utama menuju ke muara (laut), yaitu Sungai Kapuas, minimal antara Kampung Jati (Desa Tanjung Jati), Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat hingga ke Batu Puja, Kecamatan Semitau (target utama pengerukan), serta beberapa sungai-sungai yang bermuara ke Sungai Kapuas, seperti Sungai Sibau, Sungai Bunut, Sungai Boyan, Sungai Tebaung, Sungai Mentebeh, Sungai Manday, Sungai Dankan, Sungai Silat, Sungai Embau, Sungai Embaloh, Sungai Empanang dan lain-lain (target kedua pengerukan).
Selain itu, juga beberapa Sungai kecil dan sedang, yang membelah Jalan Lintas Selatan dan Lintas Utara, seperti Sungai Empalis Desa Mujan, Kecamatan Boyan Tanjung (langganan banjir) yang bermuara ke Sungai Boyan (Jalan Lintas Selatan).
Demikian pula Sungai Sampak, Desa Nanga Kalis, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu (langganan banjir), yang bermuara ke sungai Manday (Jalan Lintas Selatan), Sungai Bika, Desa Kedamin Darat, Kecamatan Putussibau Selatan (langganan banjir), yang bermuara ke Sungai Manday (Jalan Lintas Selatan).
Selanjutnya Sungai di antara Desa Sibau Hulu - Nanga Awin (langganan banjir), yang bermuara ke Sungai Awin (Jalan Lintas Utara), Sungai di antara Desa Tanjung Kerja-Benua Tengah (langganan banjir), yang bermuara ke Sungai Palin (Jalan Lintas Utara), Sungai Kurak (langganan banjir), yang bermuara ke Sungai Badau (Jalan Lintas Utara), Sungai Ensanak (langganan banjir), yang bermuara ke Sungai Empanang (Lintas Utara), Sungai Bakung (langganan banjir), yang bermuara ke Sungai Ensanak (Lintas Utara).
Sungai Sebangkang (kangganan banjir), yang bermuara ke Sungai Empanang (Lintas Utara), Sungai Mawang dan Sungai Antu (langganan banjir), yang bermuara ke Sungai Merakai, Lintas Utara (target ketiga pengerukan).
Ketika pengerukan di titik-titik aliran sungai yang mendangkal sudah dilakukan, maka saya punya keyakinan, bahwa banjir yang selalu melanda, akan bisa terminimalisir.
Warning buat mereka para pemangku kebijakan, please renungkan sesaat ya!
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Nahkoda Peduli Alam Semesta Borneo (Napas Borneo) Kabupaten Kapuas Hulu, Iskandar Abe. |
Mohon maaf apabila saya salah menulis nama sungai dan muaranya, saya membuka diri untuk perbaikan. Demikian pula ketika konsep ini salah menurut Anda, silahkan beri konsep yang benar.
Penulis : Iskandar Abe
Editor/Publikasi: Noto Sujarwoto
Tidak ada komentar