Pentingnya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Tingkat Tapak
Pameran Virtual Program Kampung Iklim. |
Kegiatan yang mengusung tema “Gaya Hidup Berkelanjutan dan Solusi Pengendalian Perubahan Iklim di Tingkat Tapak" itu, bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak atau wilayah.
Dalam pameran virtual tersebut, Kepala Balai Besar TNBKDS dan Kepala Desa Mensiau berkesempatan berbagi pengalaman mengenai aksi-aksi pencegahan perubahan iklim di Desa penyangga kawasan Taman Nasional Betung Kerihun, dimana salah satunya yakni Desa Mensiau telah memperoleh penghargaan Progam Kampung Iklim (PROKLIM) tingkat Utama pada tahun 2020 lalu.
Kepala Desa Mensiau, Silvester Berasap, yang juga penggerak PROKLIM Desa Mensiau, menyatakan, salah satu bentuk mitigasi perubahan iklim yang diterapkan pada Desa Mensiau adalah pemanfaatan sumber energi cahaya matahari, yang menggunakan Panel Surya, untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat.
Selain mendapatkan listrik secara gratis, energi listrik yang digunakan juga bersifat ramah lingkungan.
Terdapat kegiatan mitigasi lainnya yang juga diterapkan oleh masyarakat Desa Mensiau yaitu Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), dengan cara mengolah limbah kayu menjadi cuka kayu untuk pupuk cair dan disinfektan alami.
“Pengetahuan tentang PLTB kami dapatkan dari kawan-kawan TNBK yang memberikan pelatihan pada kami tentang cara pemanfaatan limbah kayu menjadi cuka kayu dan desinfektan alami, serta mitra dari Forclime FC untuk penerapannya pada budidaya sayuran melalui skema holtikultura dan agroforestry,” ucap Silvester Berasap.
Sementara itu, Kepala Balai Besar TNBKDS, Ir. Arief Mahmud, M. Si, berbagi pengalaman mengenai strategi konservasi kawasan yang berkontribusi pada pencegahan perubahan iklim di tingkat tapak.
“Kawasan konservasi di Indonesia cukup luas, yang tentunya sangat berperan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Sebagian masyarakat tinggal di dalam maupun sekitar kawasan konservasi memanfaatkan sumber daya hutan. Saat ini, strategi kami bersama dengan masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan konservasi, khususnya TNBKDS melaksanakan kegiatan pemanfaatan hutan secara lestari,” tutur Arief.
Arief berharap, PROKLIM dengan aksi-akasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim tersebut dapat diterapkan di desa-desa di dalam maupun penyangga kawasan konservasi agar masyarakat sejahtera, serta kawasan hutan lestari dan juga terjaga.
Sumber : BBTNBKDS
Editor dan Publikasi: Noto Sujarwoto
Tidak ada komentar