Recent comments

  • Breaking News

    Nasib Guru Honor di Kapuas Hulu Miris


    Guru Honor yang ada di SMPN 05 Putussibau. Istimewa 

    KAPUAS HULU - Nasib para guru honor di Kabupaten Kapuas Hulu sungguh miris, belasan hingga puluhan tahun menjadi guru kesejahteraan mereka masih terabaikan oleh pemerintah baik pusat, daerah dan kabupaten.

    Idris salah satu guru yang mengajar di SMPN 05 Putussibau mengaku sudah 11 tahun menjadi guru kontrak.

    "Saya mengajar berdasarkan jumlah jam. Gaji saya baru dibayar 4 bulan sekali itu pun hanya Rp300 ribu menggunakan dana BOS," katanya, Kamis (25/11/2021).

    Dengan besaran gaji hanya Rp300 ribu 4 bulan, tentunya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

    "Untuk penghasilan diluar saya tidak ada, dan benar - benar bergantung dengan penghasilan menjadi guru," ucapnya.

    Lanjut Idris, dirinya sempat mendaftar PPPK, namun sayang belum lulus karena passing grade terlalu tinggi. Di hari guru ini, dirinya sangat mengharapkan perhatian dari Pemerintah Pusat akan nasib guru honor.

    "Saya harap pak Mentri Pendidikan jangan hanya memperhatikan nasib guru yang ada di Jawa saja, perhatikan jugalah kami," harapnya.

    Hal serupa diungkapkan Heni Yosepin guru SMPN 05 Putussibau, dirinya sudah menjadi guru honor sejak 2003 dan sering pindah sekolah.

    "Saya sudah 18 tahun jadi guru honor, gaji saya sejuta. Itupun saya merangkap bagian kebersihan sekolah," tuturnya.

    Utnuk diluar, kata Heni, dirinya hanya mengandalkan berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama keluarga.

    "Menjadi guru honor dengan biaya hidup yang tinggi memang sangat berat bagi kami," ucapnya.

    Untuk itu dirinya sangat mengharapkan di hari guru ini, nasib mereka bisa terangkat, minimal mereka menjadi guru honor .

    "Tolong pemerintah perhatikan nasib kami guru honor," harapnya.

    Guru honor lainnya yakni Wajidah mengaku sudah 13 tahun menjadi guru di SMP 05 Putussibau, untuk gaji dirinya dibayar Rp700 ribu sebulan.

    "Tapi saya 4 bulan sekali gajinya dibayar menggunakan dana BOS," tuturnya.

    Dengan gaji sebesar itu kata Wajidah, sangat berat menjalani hidup seperti itu, maka dari itu untuk menambah penghasilannya, dirinya pun ada kerja sampingan yaknibawa orang berobat ke Malaysia.

    "Tapi sejak Covid - 19 ini, kerjaaan sampingan saya terhambat," tuturnya.

    Sebelumnya kata Wajidah, dirinya sempat mendaftar PPPK, namun dirinya tidak lulus. Maka dari itu dirinya berharap dapat diperhatikan kesejahteraan hidupnya oleh pemerintah.

    "Minimal kami yang sudah menjadi guru honor belasan tahun ini dapat diangkat menjadi guru kontrak Pemda," pungkasnya. (rin)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad