Empat Pilar Merupakan Pondasi Bangsa
Kubu Raya. Anggota MPR RI, Maman Abdurrahman, ST melaksanakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Lembaga Pendampingan dan Pengembangan Usaha Kecil (LP2UK) di Kabupaten Kubu Raya, Jumat (19/11).
Acara resmi kenegaraan Sosialisasi Empat Pilar MPR
tersebut dihadiri Ketua Lembaga
Pendampingan dan Pengembangan Usaha Kecil (LP2UK) Musa, SE beserta
jajaran serta undangan lainnya.
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta membacakan teks Pancasila.
Dalam kesempatan itu, Maman Abdurrahman mengungkapkan, setakat ini salah satu tantangan kebangsaan ihwal pengabaian kepentingan daerah serta fanatisme kedaerahan yang berlebihan.
“Hal itu mengganggu kebhinekaan serta kurangnya penghargaan terhadap kebhinekaan yang muncul saat ini,” ucapnya.
Menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir tepatnya paska reformasi terjadi pergeseran-pergeseran tentang cara pandang, cara hidup maupun cara bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Saya harap melalui kegiatan empat pilar MPR setiap masyarakat
tidak mudah terpengaruh oleh segala hal yang berpotensi merongrong keutuhan
NKRI,” tegasnya.
Kegiatan tersebut tidak hanya sebatas sosialisasi semata, melainkan dikembangkan menjadi diskusi tanya jawab seputar empat pilar MPR. Bahkan, para peserta dipersilahkan untuk menyampaikan cara pandang, gagasan hingga pemikiran ihwal empat pilar MPR.
Tak hanya itu, mantan Presiden Mahasiswa Trisakti ini
mengajak masyarakat untuk
senantiasa memahami serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Empat pilar MPR merupakan pondasi bangsa. Apalagi kenyataan saat ini gejala kecenderungan akan penurunan pengamalan nilai-nilai Pancasila serta UUD 1945 kian kentara dalam kehidupan sehari-hari,” ulasnya.
Sejauh ini, legislator asal daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Kalbar I ini menuturkan, MPR sudah melakukan kerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat untuk melakukan sosialisasi. Mulai dari masyarakat di lingkungan RT, RW, sekolah, organisasi masyarakat (Ormas) hingga organisasi profesi dan kelompok masyarakat lainnya. "Kita tidak mungkin mencintai Indonesia, kalau kita tidak mengenalnya dengan baik," lugasnya. (*ROD)
Tidak ada komentar