Recent comments

  • Breaking News

    Mengenalkan Angka Pada Anak Usia Dini Melalui Media 3 Dimensi


    Setiap anak memiliki karakter masing-masing. Ada anak yang mudah diatur, ada anak yang butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, ada pula yang sering menolak rutinitas dan sering menangis. Meski karakter anak tidak bisa digeneralisir, terdapat beberapa hal standar yang menjadi karakteristik anak usia dini. Karakteristik yang dikelompokkan berdasarkan usia ini melihat perkembangan anak secara keseluruhan, mulai dari segi fisik hingga kemampuannya berkomunikasi.

    Karakteristik anak usia dini dapat dikelompokkan kedalam 3 fase:
    Usia 0 – 1 Tahun
    Memiliki keterampilan motorik seperti merangkak, duduk, berdiri dan berjalan, kemampuan panca indra berupa melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut, bentuk komunikasinya masih sebatas nonverbal maupun verbal terbatas, seperti babbling atau menggumamkan kata-kata sederhana misalnya mama, papa, mimi, dan sebagainya.

    Usia anak 2 – 3 Tahun 
    Anak sangat aktif dan senang mengekspresikan benda-benda yang ada disekitarnya, ekspolorasi inilah yang menjadi kunci proses belajar yang sangat efektif, anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahsa, yaitu dengan berceloteh, anak juga semakin memantapkan kemampuan berkomunikasinya dengan memahami pembicaraan orang lain hingga mengungkapkan isi hati dan pikirannya.

    Usia 4 – 6 Tahun
    Anak sangat aktif bergerak dan senang terlibat dan senang terlibat dalam berbagai kegiatan sehingga dapat membantu mengembangkan otot-ototnya, perkembangan bahasa semakin baik dengan anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya, perkembangan kognitif (daya pikir) anak sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya anak akan sering bertanya tentang apa yang dilihatnya, bentuk permainan masih individu walaupun dilakukan anak secara bersama-sama.

    Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai  dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi juga dapar diartikan sekolompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi, kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakil aslinya.

    Benda asli ketika akan difungsikan sebaga media pebelajaran dapat dibawa langsung kekelas atau siswa sekelas diarahkan langsung kedunia sesunguhnya dimana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa kekelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ketempat dimana itu berada, maka benda tiruannya dapat pula  berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.

    Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.

    Menurut Tadkirotun (2012) angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 10). Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011) anak-anak akan belajar membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu: a) Bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok. b) Bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara kesatu, dering telepon, ke lima kalinya, hari sumpah pemuda hari ke 28 di bulan Oktober, dll. c) Bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor rumah, kode pos, nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll.

    Bilangan memiliki beberapa bentuk/ tampilan (representasi) yang saling berkaitan diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, simbol (angka atau kata). Nurlaela, (2009) mengemukakan bahwa tampilan bilangan yang satu dengan tampilan bilangan yang lainnya memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat diartikan sebagai contohnya setalah anak mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan dengan media balok (tampilan model/benda mainan), menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis jawaban pada kertas (simbol tertulis angka atau kata). Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep abstrak.

    Contoh dalam mengenalkan media tiga dimensi kepada anak-anak usia dini, yaitu berupa Umbi singkong tiruan dan angka yang mudah dibuat. 
    Alat : - Untuk Umbinya
    Gunting, jarum, benang
    Untuk angkanya yaitu
    Pensil, gunting, lem
              
    Bahan :
    Adapun bahan-bahan Umbi singkong, yaitu :
    Kain planel 
    Kapas
    Sedangkan untuk angka bahannya yaitu :
    Kotak bekas;
    Kertas origami

    Prosedur Pembuatan :   
    Cara pembuatan Media Umbi singkong yaitu : 
    kain Planel digunting  tergantung ukuran mau besar atau kecil. Umbi singkong Kain planel dilipat dan dijahit. Diisi kapas, sehingga membentuk Umbi singkong Dijahit kembali ujungnya

    Untuk pembuatan angka yaitu :
    Buat pola angka dengan pensil
    Pola angka digunting 
    Pola di lem
    Beri origami supaya warnanya cantik 
    Gunting kembali pola angka

    Prosedur Penggunaannya.
    Cara penggunaannya yaitu :
    Guru/Pendidik/ Orang Tua :
    Letakkan beberapa singkong diatas piring,
    Guru dan anak menghitung jumlah singkong
    Guru memperlihatkan angka dan menanyakkan kepada anak angka berapa.
    Apabila anak tidak tahu angka maka guru akan memberitahu angkanya.

    Anak
    Anak menyebutkan angka
    Anak menghitung jumlah Umbi
    Anak mencocokkan angka dengan Umbi singkong sesuai jumlah singkong.

    Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk perkembangan kemampuan  anak dalam mengenal angka, sehingga anak tidak terbebani dalam belajar yang mengharuskan dengan menggunakan buku dan pensil saja.

    Penulis : Hasanatunnisa

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad