Jembatan Sungai Kecapa di Semitau Selalu Jadi Kendala Transportasi, Bupati Harap Perhatian dari Pemprov Kalbar
Kehadiran Sutarmidji tersebut dalam rangka kunjungan kerja (Kunker). Ia juga didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat, Harisson beserta beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Turut serta pula Ketua DPRD Kabupaten Kapuas Hulu, Kuswandi dan beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu.
Pada kesempatan itu, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, mengucapkan terimakasih atas kehadiran Gubernur Kalimantan Barat yang telah melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan Jembatan Marsedan tersebut.
Selain itu, Bupati juga mengucapkan terimakasih kepada Gubernur karena telah melakukan kegiatan sosial lainnya seperti menyerahkan bantuan sosial paket bahan pangan dan terutama meninjau ruas jalan dan jembatan, dimana kata Sis, yang merupakan sapaan karib Bupati Fransiskus Diaan, ruas jalan di Kabupaten Kapuas Hulu ada beberapa yang menjadi kewenangan Provinsi, diantaranya yaitu ruas jalan Simpang Sejiran sampai ke Semitau, kemudian dari Semitau sampai ke Suhaidi, yang panjangnya sekitar 37,95 kilometer.
“Ruas jalan yang menjadi kewenangan Provinsi itu terdiri dari 31 jembatan, baik yang lebar maupun yang kecil, dimana terdapat 21 jembatan yang kondisinya rusak berat dan rusak ringan,” ujar Fransiskus Diaan.
Dikatakannya lebih lanjut, apabila Jembatan Marsedan sudah selesai pembangunannya, maka kemudian akan dibangun Jembatan Semitau.
"Namun ada satu lagi jembatan yang menjadi salah satu kendala kita di Kapuas Hulu ini khususnya di Semitau, yaitu Jembatan Sungai Kecapa, yang tadi kalau kita dari Simpang Sejiran, ada jembatan darurat, nah, itu namanya Sungai Kecapa dan selama ini ketika terjadi banjir selalu menjadi kendala, baik bagi mobil pribadi maupun mobil logistik, sehingga tidak bisa masuk ke Semitau, dengan ketinggian air banjir hingga 1,5 hingga 2 meter. Kalau terjadi banjir, logistik dibongkar di sana kemudian dilansir dan ini yang mungkin menyebabkan harga sembako menjadi naik di sini, dan itu mungkin berpengaruh pula kepada inflasi di Kecamatan Semitau ini," papar Bupati Fransiskus Diaan.
Atas kendala tersebut, Bupati berharap akan adanya perhatian dari Pemerintah Provinsi, dimana hal tersebut juga tentunya menjadi harapan besar bagi seluruh masyarakat khususnya masyarakat Semitau Hilir, Semitau Hulu dan Suhaid.
"Kami berharap banyak kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat agar menjadi perhatian untuk ke depannya nanti," harap Fransiskus Diaan.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, menyatakan, pembangunan ekonomi di Kalimantan Barat perlu terus dipacu, karena harus mengejar ketertinggalan, namun dirinya tetap bersyukur meskipun pada tahun 2018 lalu Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru Rp1,7 triliun, akhir 2018 menjadi Rp1,9 triliun dan tahun ini sudah mencapai Rp3,4 triliun.
"Jadi, selama saya menjadi Gubernur, PAD yang awalnya dari Rp1,7 triliun menjadi Rp3,4 triliun. Itu APBD kita sudah jauh lebih besar dibandingkan transfer dari pusat. Ini menunjukkan bahwa ekonomi di Kalimantan Barat itu terus berkembang dan tumbuh,” terang Sutarmidji.
Sutarmidji menjelaskan, kunci dari semua tersebut, ialah masuknya investor, dan yang tidak kalah penting ialah agar ekonomi berjalan dengan baik yaitu harmonisasi dari daerah itu sendiri.
“Saya yakin Kapuas Hulu ini bisa menciptakan kondisi yang kondusif dan harmonis, di bawah kepemimpinan Bupati Fransiskus Diaan ini," timpal Sutarmidji. (Noto)
Tidak ada komentar