Kantor Bumdes Bontai Ambruk, Mantan Kades Salahkan Pemborong Tower
Kondisi kantor BUMDes Bontai, yang amblas sebelum difungsikan. |
Kepala Desa (Kades) Bontai, Zainudin, membenarkan ambruknya bangunan kantor BUMDes tersebut.
"Iya benar, ada kantor BUMDes Bontai yang ambruk, namun kantor BUMDes yang ambruk tersebut dibangun sebelum saya menjabat sebagai Kades, melainkan dijabat oleh Kades sebelumnya," ujar Zainudin, ditemui di kediamannya, Sabtu (06/05/2023)
Zainudin yang merupakan Kades Penggantian Antar Waktu (PAW), yang dilantik Bupati Kapuas Hulu pada 28 Januari 2023 lalu itu, memaparkan, kantor BUMDes yang ambruk tersebut dibangun sekitar tahun 2021 lalu.
"Kalau untuk berapa total anggarannya, saya tidak mengetahuinya," papar Zainudin.
Zainudin berharap kepada Kades sebelumnya, agar dapat memperbaiki bangunan yang ambruk tersebut,.
"Harapan saya kepada Kades sebelumnya supaya memperbaiki bangunan tersebut, sebagai bentuk tanggungjawabnya," terang Zainudin.
Di tempat terpisah, Sadikin Pratama Putra, warga Desa Bontai, yang juga merupakan salah seorang tokoh masyarakat di Desa tersebut, menyayangkan atas ambruknya bangunan kantor BUMDes tersebut.
Menurut Cik Ikin, sapaan karibnya, ambruknya bangunan tersebut diduga karena pengerjaannya kurang maksimal.
"Saya selaku masyarakat, tentunya sangat menyayangkan atas ambruknya bangunan tersebut karena dana desa seharusnya digunakan sebaik mungkin untuk pembangunan yang berkualitas," tuturnya.
Sementara itu, mantan Kades Bontai, Suparto, dengan tegas membantah bahwa penyebab ambruknya bangunan kantor BUMDes tersebut bukan karena kesalahan kontruksi bangunannya, melainkan karena kesalahan pihak pemborong (kontraktor) proyek pembangunan tower, dimana pihak kontraktor pembangunan tower tersebut menyimpan (menumpuk) puluhan zak (karung) semen di tangga kantor BUMDes tersebut.
"Saya yakin bahwa penyebab ambruknya kantor BUMDes ini dikarenakan puluhan zak material berupa semen ditumpuk di situ oleh pihak kontraktor pertama pembangunan tower ini, apalagi saat itu semen ini sempat terendam banjir sehingga bobotnya tentunya semakin bertambah berat," kata Suparto.
Suparto menegaskan, selaku mantan Kades, dirinya meminta pertanggungjawaban dari pihak kontraktor pertama pembangunan proyek tower tersebut.
"Saya sudah berusaha meminta pertanggungjawaban dari pihak kontraktor pertama proyek pembangunan tower ini, dimana pihak kontraktor kedua yang mengerjakannya saat ini, mengatakan bahwa bukan merupakan tanggungjawabnya karena pekerjaan telah diambil alih, namun pihak kontraktor pertama tidak bisa dihubungi, sehingga saya juga tidak bisa memperbaikinya secara sepihak karena ini bukan murni kesalahan saya selaku mantan Kades," ungkap Suparto.
Ditanya berapa total dana desa yang digunakan dalam pembangunan gedung (kantor) BUMDes tersebut, Suparto tidak bisa menjelaskan secara rinci (spesifik).
"Anggaran yang digunakan dalam pembangunan kantor BUMDes ini tidak sampai Rp100 juta," pungkasnya.
Pantauan media ini, amblasnya kantor BUMDes yang belum sempat digunakan tersebut, tampak beberapa dindingnya retak dan tiang (pilar) depannya patah serta tangganya pun ikut amblas.
Adapun terkait keberadaan pembangunan tower yang material semennya disimpan di kantor BUMDes tersebut, terletak berdekatan, dimana tower tersebut masih dalam tahap pengerjaan oleh kontraktor yang berbeda dari sebelumnya. (Noto)
Tidak ada komentar