Tak Punya Biaya Berobat, Seorang Pria Warga Menarin Bernasib Tragis Usai Alami Luka Bakar
Khusein Rifa'i. |
Musibah yang menimpanya tersebut terjadi sejak tahun 2021 lalu, tepatnya 25 Juli 2021, yang hingga saat ini kondisinya masih sangat memprihatinkan karena tidak memiliki biaya yang cukup untuk berobat.
Ditemui di kediamannya, Khusein Rifa'i menceritakan kronologi kejadian luka bakar yang dialaminya tersebut, yakni akibat kebocoran tabung gas dengan bobot tiga kilogram, yang terjadi di tempat ia bekerja kala itu, yaitu di sebuah toko pakaian, di Desa Nanga Semangut, Kecamatan Bunut Hulu, Kapuas Hulu.
"Saat itu teman saya selesai masak, namun ada tercium bau gas, kemudian saya berniat mengamankan tabung gas yang bocor tersebut, sehingga tabung gas tersebut saya buang ke luar, yakni ke kolam yang berada di belakang rumah. Tapi, di dalam ruangan tersebut, bau gas tidak kunjung hilang meskipun sudah sekitar satu jam, sebab ruangan agak tertutup karena ventilasinya kurang, sehingga untuk menghilangkan bau gas tersebut, saya pun menyalakan kipas angin, namun tidak diduga saat stop kontak saya hidupkan, api pun menyambar," terang Khusein Rifa'i, kepada Wartawan di kediamannya, Kamis (18/05/2023).
Menurut Rifa'i, api diduga berasal dari stop kontak kipas angin yang ia hidupkan tersebut sehingga menyambar gas yang masih tersisa di dalam ruangan tersebut dan ia pun turut tersambar api.
"Saat kejadian tersebut, yang masih segar dalam ingatan saya sampai saat ini, yaitu saya hanya berusaha untuk menutupi kedua mata saya dari kobaran api dan meminta pertolongan, selebihnya saya tidak terlalu ingat lagi," terangnya.
Sementara itu, Khomsatun, yang merupakan ibu dari Khusein Rifa'i, mengatakan, sudah berupaya melakukan yang terbaik untuk kesembuhan anaknya. Namun, untuk membuat anaknya sembuh total membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Ia menjelaskan, anaknya tersebut sudah beberapa kali dibawa ke rumah sakit oleh orang baik yang sudah dianggapnya sebagai keluarga yaitu Alam Andreas, yang merupakan warga Desa Tekalong, Kecamatan Mentebah, dimana Alam Andreas pernah membawa anaknya berobat mulai dari RSUD Achmad Diponegoro Putussibau, Rumah Sakit Serukam hingga rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Namun upaya untuk penyembuhan secara total, terkendala biaya, sementara anaknya sendiri sudah tidak bekerja dan suaminya juga hanya bekerja serabutan yang hasilnya tidak menentu.
"Untuk menyembuhkan jarinya yang terkena luka bakar dan tidak bisa digerakkan ini, biayanya diperkirakan Rp60-80 juta," paparnya.
Ia pun sangat berharap adanya bantuan dari orang-orang baik terhadap anaknya tersebut, karena selaku orang tua, ia ingin anaknya kembali beraktivitas seperti dulu lagi.
Sebagaimana yang dilihat langsung, luka bakar yang dideritanya tersebut mulai dari wajah, dada, perut, tangan hingga kaki, yang seluruh kulitnya melepuh.
Adapun yang lebih tragisnya lagi yaitu seluruh jari dari kedua tangannya yang terkena luka bakar tersebut, tidak bisa digerakkan karena sudah kaku sehingga untuk beraktivitas sehari-hari seperti mandi, makan dan lain sebagainya, ia sangat mengalami kesulitan.
Sedangkan sejak musibah yang dialaminya tersebut, hingga saat ini ia tidak lagi bekerja seperti orang-orang normal pada umumnya, yang memiliki anggota tubuh yang lengkap tanpa cacat. (Noto)
Tidak ada komentar