Pekan Gawai Dayak Ketemenggungan Suku Dayak Seberuang Ensilat Telah Usai
Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, dalam acara penutupan Pekan Gawai Dayak Ketemenggungan Suku Dayak Seberuang Ensilat ke-dua. |
Dalam acara tersebut, digelar beragam perlombaan tradisional, diantaranya pangkak gasing, menumbuk padi, tarian kreasi, tarian sejarah, nusuk api, berpantun dan gale-gale.
Pada kesempatan itu, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menyatakan, gawai dayak Ketemenggungan merupakan ajang silaturahmi dalam rangka meningkatkan kekompakan dan kebersamaan.
"Mari tinggalkan perbedaan. Jangan sampai perbedaan menjadi perpecahan di antara kita, melainkan semakin mempererat persaudaraan," pesan Bupati.
Dijelaskan Bupati, gawai Dayak dilakukan seluruh sub suku yang ada di Kapuas Hulu, dimana sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas hasil panen.
"Gawai Dayak ini adalah prosesi yang sakral. Ini merupakan aset budaya yang bisa jadi potensi wisata," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Nanga Dangkan, Antonius Marten menyatakan, Ketemenggungan Suku Seberuang Ensilat terdiri dari empat Desa, yaitu Desa Lebak Najah, Desa Belimbing, Desa Nanga Dangkan dan Dangkan Kota.
"Tahun lalu, Desa Belimbing menjadi tuan rumah Gawai Dayak Ketemenggungan ini, dimana untuk tahun 2023 ini Desa Nanga Dangkan yang menjadi tuan rumah berdasarkan hasil kesepakatan bersama," terangnya.
Marten memaparkan, sejak bulan Januari 2023, panitia telah mempersiapkan acara gawai Ketemenggungan dan persiapan berbagai acara seperti perlombaan pangkak gasing, menumbuk padi, tarian kreasi, tarian sejarah, nusuk api, berpantun, dan gale-gale.
"Mereka yang juara perlombaan tersebut, nantinya akan kami kirim ke Kabupaten untuk mengikuti Gawai Dayak yang akan berlangsung pada bulan Juli 2023 mendatang," ungkap Antonius Marten. (Noto)
Tidak ada komentar