Recent comments

  • Breaking News

    Penyuluh Kehutanan TNBKDS dan Yayasan AIDA Kolaborasi Kenalkan Bisnis Model Canvas

    Penyampaian materi oleh Penyuluh Kehutanan.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional merupakan mitra penting dalam pencapaian tujuan pengelolaan kawasan, sehingga pengembangan Kemitraan Konservasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bagi masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional, dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, menjadi penting untuk dibina dan didampingi secara terus menerus.

    Untuk mewujudkan hal tersebut, Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) melalui Kepala Bidang Wilayah 1 dan Tim Penyuluh Kehutanan, mengajak Yayasan Adi Darma Kertabuvana (AIDA) untuk berkolaborasi memperkenalkan Bisnis Model Canvas (BMC), untuk pengembangan usaha Kelompok Kemitraan Konservasi Banua Sio Desa Tanjung Lasa berbasis sumberdaya lokal, agar pengelolaan usahanya dapat berjalan secara berkelanjutan, Kamis (21/09/2023).

    Penyusunan jadwal rencana kelompok.
    Kepala Balai Besar TNBKDS, melalui Kabid Wilayah 1 TNBKDS, Junaidi, pada kesempatan pembinaan dan pendampingan tersebut, mengajak dan berterima kasih kepada Yayasan AIDA yang berkenan ikut serta berbagi pengalaman serta membantu kelompok Kemitraan Konservasi di Desa Tanjung Lasa dalam rangka pengembangan usaha kelompok melalui Bisnis Model Canvas.

    "Kami berharap dalam pendampingan ini nantinya akan muncul inovasi dan nilai tambah produk yang lebih baik dan dibarengi dengan upaya pemasaran yang lebih luas," ujarnya, Jumat (22/09/2023).

    Saat diskusi materi.
    Sementara itu, pendiri Yayasan Adi Darma Kertabuvana (AIDA), Indra Kumara, saat sesi materi, menyampaikan pengantar pengembangan usaha bagi Kelompok Kemitraan Konservasi menggunakan Bisnis Model Canvas (BMC), yang mencakup 9 komponen, yakni segmentasi pelanggan, nilai lebih produk, kanal penghubung produk, hubungan dengan pelanggan, sumber-sumber pendapatan bisnis, kegiatan kunci usaha, sumberdaya kunci usaha, mitra kunci dan struktur biaya bisnis.

    "BMC  ini diperkenalkan karena dipandang mudah diaplikasikan di tingkat desa. Selain itu, dengan menggunakan model BMC ini, diharapkan pula Kemitraan Konservasi akan lebih fokus dalam usahanya.  Selanjutnya, dengan BMC ini, kelompok juga akan dapat menganalisis kesesuaian produk dengan target pasar dan dapat menganalisis kekuatan serta kelemahan usaha yang sudah dilakukan untuk melihat arah usaha kedepannya," terangnya.

    Kunjungan ke bangunan usaha kelompok.
    Dijelaskan Indra, selain memperkenalkan BMC, pihaknya juga mengingatkan beberapa hal untuk pengembangan usaha kedepannya.

    "Beberapa hal yang kami ingatkan untuk pengembangan usaha kedepannya itu antara lain: 1) Dalam menjalankan usaha, harus dimulai dari hati, karena jika usaha dilakukan dengan hati maka semuanya akan lebih mudah menjalaninya; 2) Pengurus dan anggota kemitraan konservasi harus mempunyai pola pikir berkembang (growth mindset) dalam berusaha; 3) Melakukan usaha dengan melihat kekuatan yang ada dan mencari sumber-sumber keberhasilan di tingkat lokal; 4) Apabila diperlukan setelah dilakukan analisis lanjutan, dapat melakukan perubahan meskipun kecil, karena hal ini akan membuat pergerakan kemitraan konservasi menjadi lebih baik, 5) Berkolaborasi dengan seluruh mitra yang telah membantu, agar pengembangan usaha menjadi lebih terarah," jelas Indra Kumara.

    Pada kesempatan yang sama, Penyuluh Kehutanan, yang juga selaku pendamping kelompok, Stephany Debby, menyampaikan materi terkait kelembagaan kelompok, diversifikasi produk perikanan, dan prosedur pembuatan NIB.

    Dirinya juga merasa terbantu dengan adanya materi BMC yang diberikan oleh Yayasan AIDA, dimana menurutnya bahwa materi BMC yang diberikan oleh Yayasan AIDA tersebut sangat bermanfaat dan memotivasi anggota kelompok untuk lebih berkreasi.

    "Bahkan tadi tercetus dari anggota untuk membuat diversifikasi produk seperti membuat bakso ikan dan tulangnya dipakai sebagai stik tulang ikan maupun ide-ide lainnya. Kami berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut di sesi-sesi berikutnya," harapnya.

    Hal senada juga disampaikan Ketua Kelompok Kemitraan Konservasi Banua Sio, Damianus Liyah. Dirinya sangat berterima kasih kepada TNBKDS dan Yayasan Adi Darma Kertabuvana yang telah memberikan informasi dan pengetahuan yang baru bagi kelompok, yaitu materi Bisnis Model Canvas.

    "Menurut kami informasi dan materi yang diberikan ini sangat bermanfaat dalam penyusunan rencana pengembangan usaha kelompok di tingkat desa, sehingga kami sangat berterimakasih," ungkapnya. (Noto)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan