Recent comments

  • Breaking News

    Karantina Sarawak Studi Banding ke Karantina Badau

    Karantina Sarawak saat mengunjungi Karantina Badau untuk studi banding.
    KAPUAS HULU, uncak.com - Karantina Kalimantan Barat melalui Satuan Pelayanan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau merupakan salah satu garda terdepan dalam mencegah masuknya penyakit karena berbatasan langsung dengan negara tetangga Sarawak, Malaysia.

    Sejalan dengan program pemerintah, Karantina juga berfungsi sebagai fasilitator perdagangan dengan menjamin keamanan produk hewan, ikan dan tumbuhan untuk dilakukan ekspor dan memastikan terpenuhinya persyaratan ke negara tujuan.

    Karantina tentu tidak bisa bekerja sendiri, oleh karena itu sinergi dengan stakeholder terkait di PLBN Badau maupun instansi negara tetangga pun harus diperkuat.

    Sinergi yang terjalin kuat antar negara Indonesia-Malaysia dibuktikan dengan kunjungan Karantina Sarawak ke Karantina Badau dalam rangka studi banding.

    Kunjungan itu dilakukan pada Rabu 24 Juli 2024 di PLBN Nanga Badau. Karantina bersama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) juga CIQ PLBN Nanga Badau menyambut hangat kunjungan tersebut.

    Beberapa hal strategis dibahas dalam kunjungan itu, diantaranya optimalisasi penegakan hukum perkarantinaan, pertukaran informasi regulasi terkait lalu lintas komoditas pertanian antar dua negara dan optimalisasi pelayanan yang akan dilakukan oleh karantina Sarawak.

    Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Karantina Badau, Drh. Muamar Darda, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap sinergitas bersama CIQS di PLBN Nanga Badau maupun Border Lubok Antu dalam mengawasi lalu lintas komoditas pertanian seperti yang dimandatkan dalam UU 21 2019 dapat terus meningkat dan terjalin dengan baik.

    “Kami antusias menyambut Karantina Sarawak yang menginisiasi kunjungan ini. Terlebih kita Karantina Kalbar dijadikan benchmark oleh Karantina Sarawak yang berarti fungsi perkarantinaan kita sudah diakui negara sebelah. Tentu saja masih banyak kekurangan kita dan dengan adanya kunjungan ini kita bisa saling memperkuat," ujar Muamar Darda.

    Ia menjelaskan, ada beberapa hambatan ekspor seperti ditolaknya ekspor lada yang terjadi tahun 2024, yang akhirnya dapat titik cerah solusinya.

    "Ke depan diharapkan ekspor lada kita dapat kembali menembus pasar Malaysia." harap Muamar Darda.

    Sementara itu, Asisten Director bagian Bio Sekuriti Tumbuhan dan Karantina Sarawak, Puan Asmah Dalowi, yang memimpin kunjungan tersebut dengan membawa rombongan sebanyak 15 orang, mengamini apa yang disampaikan drh Muamar Darda. Mereka terkesan dengan sambutan dari pihak Indonesia dan tertarik dengan konsep Quarantine yang telah diterapkan di Indonesia.

    “Kami ingin menjadikan Karantina Indonesia sebagai Benchmark untuk menjadikan Institusi Perkarantinaan di Malaysia lebih baik lagi. Selain itu langkah menyatukan fungsi Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dalam Satu Badan Karantina seperti Indonesia patut dicontoh," terangnya.

    Menurut Puan, dengan kunjungan tersebut, pihaknya dapat mengambil banyak sisi positif optimalisasi pelayanan CIQS.

    "Ini nanti untuk kami kolaborasikan dengan pelayanan yang saat ini telah kami terapkan di Sarawak,” ungkapnya. (Noto)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan