Manager APMS Selimbau Sebut Salurkan BBM Subsidi Sesuai Aturan Pertamina: Tidak untuk PETI
APMS di Selimbau. |
Hal itu dikatakan Agusnadi, yang merupakan Manager APMS terapung bernomor 66.0626,, yang berada di Desa Gudang Hilir tersebut, Sabtu (5/10/2024).
Agusnadi menjelaskan, pihaknya tidak hanya memberikan pelayanan BBM subsidi kepada pemilik kios saja, namun juga kepada masyarakat. Selain itu, pihaknya juga tidak menyalurkan BBM subsidi untuk aktivitas PETI.
"Itu tidak benar. Kami tidak pernah melakukan hal tersebut. Bahkan selama ini kami selalu menjual BBM sesuai aturan yang telah ditentukan oleh Pertamina. Yang jelas kami tidak pernah menyalurkan BBM untuk PETI. Kami menyalurkan BBM bersubsidi sesuai barcode yang ada dan telah terdaftar. Selain itu kami melayani BBM sesua rekomendasi dari desa dan barcode," ujarnya kepada seorang wartawan.
Ia menegaskan bahwa setiap hari APMS mereka selalu buka. Minyak yang datang ke APMS pun diakuinya tidak pernah dibawa ke tempat lain.
"Kalau pun ada masyarakat yang ngeluh tidak kebagian minyak, itu karena alokasi BBM sudah habis. Terus apa yang mau kita jual," terang dia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa penyaluran BBM subsidi yang dilakukan oleh pihak APMS terapung bernomor 66.0626, yang berada di Desa Gudang Hilir, Kecamatan Selimbau, Kapuas Hulu, dikeluhkan warga.
Pasalnya, APMS tersebut mendistribusikan BBM subsidi lebih cenderung kepada kios-kios BBM ketimbang kepada masyarakat setempat, di mana di kios-kios harganya jauh lebih tinggi dibanding ketika masyarakat membeli langsung ke APMS.
Ia menduga APMS terapung tersebut bekerjasama dengan pemilik kios dalam mensuplai BBM untuk kebutuhan aktivitas PETI di wilayah tersebut.
Ia mengatakan, sudah hampir enam bulan terakhir APMS terapung tersebut lebih sering menyalurkan minyak ke pemilik kios-kios.
Ia yakin minyak subsidi dari APMS tersebut terutama solar, dijual untuk kebutuhan PETI melalui kios-kios tersebut.
"Baik solar maupun pertalite setiap minggunya 6 sampai 8 tangki selalu masuk ke APMS di Selimbau ini. Tapi setiap kali masyarakat mau membeli minyak ke APMS tersebut selalu kosong. Mereka menyalurkan minyak lebih mengutamakan kios-kios dan daerah danau daripada langsung kepada masyarakat. Ini fakta," ujarnya, Sabtu (5/10/2024).
Ia menjelaskan, masyarakat Selimbau hanya berharap kepada manajemen APMS tersebut agar dapat mengatur jadwal untuk masyarakat supaya mendapatkan minyak subsidi.
"Sama sekali tidak ada jadwal kepada masyarakat setempat untuk mendapatkan minyak subsidi. Masyarakat yang datang ke APMS itu terkadang ada juga yang dapat minyak, tapi kebanyakan tidak dapat," jelasnya.
Sementara di tempat terpisah, warga setempat lainnya yang juga enggan disebutkan namanya mengatakan hal yang sama.
Ia mengatakan bahwa masyarakat setempat memang kesulitan mendapatkan BBM subsidi di APMS terapung tersebut.
"Ketika ada minyak yang tengah bongkar di APMS tersebut, pengelola APMS mengatakan bahwa minyak itu jatah orang lain," tuturnya.
Padahal, kata dia, masyarakat sangat mengharapkan bagaimana mereka juga bisa mendapatkan BBM subsidi tersebut walaupun hanya satu minggu sekali.
"Minyak selalu masuk ke APMS ini tapi masyarakat tidak pernah kebagian. Harusnya kan APMS ini mengutamakan masyarakat karena BBM subsidi," terangnya.
Ia berharap APMS tersebut dapat berlaku adil, dengan menyisihkan minyak untuk masyarakat, bukan lebih mengutamakan pemilik kios karena kalau minyak sudah di kios harganya jauh lebih tinggi yaitu sampai Rp14 ribu per liter, sementara di APMS Rp11 ribu per liter.
"Saya yakin pihak APMS dan pemilik kios bekerjasama dalam menjual BBM subsidi ini untuk kebutuhan PETI. Ini modus dari pihak APMS supaya tidak terlihat langsung menyalurkan BBM untuk kebutuhan PETI namun disalurkan terlebih dahulu ke kios-kios," ungkapnya.
Dikatakannya lebih lanjut, masalah tersebut sudah beberapa kali dibahas di tingkat Kecamatan Selimbau namun tidak ada titik temu.
Di tempat terpisah pula, Kepala Desa Gudang Hilir, Kecamatan Selimbau, Yamin, mengaku belum memonitor keluhan yang menjadi permasalahan masyarakat dalam mendapatkan BBM subsidi di APMS tersebut.
"Dulu, saat musim kemarau memang ada keluhan masyarakat dalam mendapatkan minyak. Tapi kalau sekarang aman-aman saja," katanya.
Terkait pernah ada pertemuan untuk membahas hal tersebut, Yamin membenarkan bahwa sebelumnya memang pernah ada pertemuan di kantor Camat Selimbau antara pihaknya dengan APMS.
Terdapat perjanjian dari hasil pertemuan tersebut, di mana dari pihak APMS ketika ada minyak masuk dalam tiga kali berturut-turut, dari pihak APMS diminta supaya lebih mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian selebihnya baru pihak APMS melayani para pemilik kios.
"Namun sampai sekarang, saya tidak monitor lagi bagaimana perkembangannya," tutur Yamin. (Nt)
Tidak ada komentar