Recent comments

  • Breaking News

    Kasus Baru ASF di Sarawak, BKHIT Kalbar Perketat Pengawasan di Pintu Perbatasan

    Petugas BKHIT Kalbar Satpel PLBN Nanga Badau yang bertugas di perbatasan RI-Malaysia, melakukan optimalisasi pengawasan lalu lintas barang, khususnya untuk babi dan turunannya sebagi upaya untuk mencegah masuknya infeksi virus ASF di wilayah perbatasan.
    KAPUAS HULU, UNCAK.com - Telah terjadi kejadian baru penyakit African Swine Fever (ASF), tepatnya di Mongkos Distrik Tebedu, Sarawak, Malaysia.

    Hal itu diketahui melalui Surat Pemberitahuan dari Jabatan Perkhidmatan Veteriner Sarawak Bahagian Samarahan No (8)DVS/SMH/600/9/VOL.1, Jumat, 13 Desember 2024.

    Dengan adanya penyakit tersebut, tindakan preventif merupakan solusi yang lebih efektif dalam upaya menanggulangi virus ASF.

    Petugas BKHIT Kalbar saat melakukan pemeriksaan ketat terhadap orang dan barang yang keluar masuk.
    Sebagai garda terdepan, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Kalimantan Barat Satuan Pelaksana PLBN Nanga Badau bersinergi bersama CIQS PLBN Badau, Satgas Pamtas RI-Malaysia dan Forkopimcam di perbatasan, melakukan optimalisasi pengawasan lalu lintas barang, khususnya untuk babi dan turunannya sebagai upaya untuk mencegah masuknya infeksi virus ASF di wilayah perbatasan.

    “Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membawa atau pun melakukan kontak dengan hewan babi dan produknya, baik keluar dari indonesia maupun ke dalam indonesia, untuk bersama-sama kita mencegah kejadian baru penyakit ASF di wilayah perbatasan. Dengan dampak negatif yang cukup besar, akan sangat merugikan masyarakat perbatasan baik dari segi ekonomi maupun kesehatan ternak warga perbatasan. Mari bersama sama kita waspada dan cegah ASF, dimulai dari kita, oleh kita dan untuk kita semua," tegas Ketua Tim Karantina Hewan BKHIT Kalbar, drh. Muamar Darda, Jumat (13/12/2024).

    Sebagaimana diketahui,, Sarawak merupakan negara bagian Malaysia yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Oleh karena itu, risiko masuknya penyakit tersebut cukup tinggi.

    Adapun ASF (African Swine Fever) atau African Swine Fever dan atau yang lebih dikenal dengan demam babi Afrika, adalah salah satu penyakit pada babi yang disebabkan oleh virus non zoonosis (tidak menular ke manusia), yang menyerang baik babi liar maupun babi ternak di segala umur sehingga menyebabkan babi sakit dengan tingkat kematian mencapai 100 persen.

    Untuk diketahui pula bahwa sampai saat ini belum ada cara efektif dalam pengobatan penyakit ASF.

    Belum adanya vaksin dan media penyebaran virus yang sangat beragam (kontak langsung dengan babi tertular, pakan sisa, orang, objek yang dapat membawa agen penyakit seperti pakaian, sepatu, peralatan kandang, kendaraan, dsb) menambah kesulitan penanggulangan ASF sampai saat ini.

    Babi tertular yang tidak menunjukkan gejala klinis ASF juga menjadi carrier (agen pembawa), sehingga apabila terjadi kasus di satu kandang, maka babi di kelompok tersebut harus segera dipisahkan untuk mencegah penularan ke kelompok lainnya. (Nt)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan

    Post Bottom Ad