Recent comments

  • Breaking News

    Legislator Kapuas Hulu Ungkap Makna Cap Go Meh dan Nilai Ekonomi Budaya Lainnya

    Anggota Komisi C, DPRD Kabupaten Kapuas Hulu dari Partai Hanura, Fabianus Kasim, SH, MH.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Anggota DPRD Kabupaten Kapuas Hulu, Fabianus Kasim, S.H, M.H mengatakan, perayaan Cap Go Meh, adalah tradisi masyarakat Tionghoa, yang merupakan warisan nenek moyang mereka. 

    "Cap Go Meh  merupakan hari terakhir atau hari ke-15 masa perayaan Tahun Imlek 2571. Tentunya ada makna yang terkandung di dalam Perayaan Cap Go Meh tersebut," kata Fabianus Kasim kepada wartawan uncak.com, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (8/2) malam.

    Kasim menjelaskan, makna dari perayaan Cap Go Meh pada Tahun 2020 ini bagi warga Tionghoa, diantaranya adalah untuk memanjatkan doa kepada Sang Pencipta sebagai bentuk ucapan syukur atas keberkahan yang diberikan sepanjang tahun.

    "Perayaan Cap Go Meh ini juga adalah bentuk ucapan syukur dan memohon keselamatan kepada Sang Pencipta,” paparnya.

    Menurut Kasim, Tahun ini adalah merupakan tahun Tikus Emas. Dalam penanggalan Tiongkok, tahun tersebut merupakan tahun yang dipenuhi kebijaksanaan dan kecerdasan.

    “Tentu ada cobaan yang akan diberikan Tuhan kepada umatnya. Makanya diperlukan kebijaksanaan dan kecerdasan. Artinya,  perayaan Cap Go Meh mengandung nilai-nilai religius yang dapat memberikan keselamatan dan kemakmuran," ungkap Legislator pada Komisi C DPRD Kapuas Hulu itu.

    Dikatakannya lebih lanjut, jika dilihat dari prespektif budaya dan Pariwisata, Kapuas Hulu adalah Kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan Brunei Darussalam, tentunya ada peluang untuk mendatangkan wisatawan dari negara tetangga tersebut.

    "Oleh karena itu, kedepannya tidak salah jika kita mengemas Cap Go Meh ini menjadi suatu kekayaan budaya daerah yang dikembangkan yang disupport secara optimal oleh Pemerintah daerah setempat sehingga kualitas dan kuantitasnya semakin menarik menjadi tontonan dan dapat mendatangkan wisatawan dari luar negeri," terangnya.

    Kasim menambahkan, untuk potensi budaya lainnya di Kapuas Hulu yakni seperti budaya Dayak, Melayu, Jawa dan Batak.

    "Apabila event tersebut diselenggarakan secara bergantian, saya rasa Kapuas Hulu layak menjadi Kabupaten kunjungan wisata. Dimana wisata lainnya yang telah dikenal dunia yaitu Taman Nasional Danau Sentarum dan  Taman Nasional Betung Kerihun," pungkasnya. [Noto]

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad