Perayaan Cap Go Meh dan Pengharapan kepada Pemkab Kapuas Hulu
Atraksi Tatung, Akiun, saat perayaan Cap Go Meh, yang terpusat di Pasar Merdeka Putussibau, Sabtu (8/2) malam. |
Atraksi naga. |
Segenap unsur panitia Cap Go Meh 2020 (Foto bersama). |
Para pemain naga (foto bersama) di Tugu Pancasila Putussibau. |
Brosur kegiatan. |
Suasana jalanan macet, saat perayaan Cap Go Meh di Putussibau. |
"Adapun keterlibatan dari panitia yakni dari ibu-ibu Tionghoa dan pemuda Tionghoa, serta didukung pula oleh pihak lainnya," kata Francisca Mening, ditemui langsung di Putussibau, Minggu (9/2).
Menurut Mening, diselenggarakannya acara tersebut, karena semangat dari warga masyarakat Tionghoa dalam memiliki budaya Tionghoa itu sendiri.
"Kami berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Kapuas Hulu kedepannya, agar event ini dijadikan agenda tahunan, yang anggarannya rutin setiap tahun dianggarkan oleh Pemda. Karena ini merupakan budaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi untuk mendatangkan para wisatawan khususnya dari negara tetangga Malaysia," terang Mening.
Lebih lanjut Mening mengatakan, apabila kedepannya pemerintah daerah berkenan menganggarkan dana rutin dan dimasukkan dalam agenda Pemda untuk event tersebut, maka pihaknya akan membuat event tersebut menjadi lebih besar dan meriah lagi, mulai dari penambahan naga, baik yang besar maupun yang kecil, dan juga akan mendatangkan Tatung dari daerah luar.
"Jika pemerintah daerah berkenan menganggarkan dana rutin, kedepannya kami akan membuat festival ini menjadi lebih meriah, seperti mengadakan festival lampion, pawai budaya multi etnis, lomba membuat kue Tionghoa dan lain sebagainya," ungkap Mening.
Terkait perayaan Cap Go Meh yang berlangsung tadi malam, Franciska Mening, yang juga merupakan pemilik lumbung kerajinan tangan Kerawing Gallery itu menjelaskan bahwa anggaran lainnya yang digunakan murni dari sukarela karena minimnya dana, dimana seluruh unsur panitia benar-benar bekerja dengan hati karena telah terpatri semangat dalam memiliki budaya Tionghoa.
"Atas nama unsur panitia, saya sangat mengapresiasi warga masyarakat Kapuas Hulu pada umumnya atas partisipasinya, dan terimakasih kepada sanggar-sanggar dan para artis atas partisipasinya, serta minta maaf kepada pemerintah terutama pihak kepolisian karena telah membuat jalan macet," pungkas Franciska Mening.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia, Atung menyatakan, untuk perayaan Cap Go Meh Kali ini, warga masyarakat Tionghoa yang muslim pun juga ikut serta, karena event tersebut tidak memandang agama, dan juga tidak menutup dari berbagai etnis untuk bersatu, sebab yang terpenting adalah NKRI.
"Intinya kedepan, harapan kami selaku warga masyarakat Tionghoa Kapuas Hulu, bagaimana pemerintah daerah Kapuas Hulu mengemas Cap Go Meh ini menjadi suatu kekayaan budaya daerah yang bisa dikembangkan, yang disupport secara optimal oleh Pemerintah daerah setempat sehingga kualitas dan kuantitasnya semakin menarik menjadi tontonan dan dapat mendatangkan wisatawan dari luar negeri. Semoga event ini dimasukkan oleh Pemda Kabupaten Kapuas Hulu dalam agenda rutin tahunan," harap Atung.
Sebagaimana diketahui, Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 atau hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia.
Khusus di Putussibau tadi malam, Cap Go Meh yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB itu, berakhir sekitar pukul 00.00 WIB, dengan situasi dan kondisi aman dan kondusif. [Noto]
Tidak ada komentar