93 Ton Bungkil Sawit Menuju Malaysia Lewat PLBN Badau
Bungkil kelapa sawit siap ekspor ke Malaysia. |
Selain peningkatan jumlah pelintas di awal tahun 2025, tampak pula aktivitas kendaraan berupa truk mengangkut bungkil sawit yang akan keluar dari Indonesia melalui jalur keberangkatan menuju Malaysia.
Kepala PLBN Nanga Badau, Wendelinus Fanu, menyatakan bahwa aktivitas yang hari ini berlangsung adalah ekspor Bungkil Sawit yang dilakukan oleh PT. Buana Tunas Sejahtera (BTS).
"Ekspor di awal tahun ini merupakan keberlanjutan dari ekspor sebelumnya yang telah berlangsung selama tahun 2024," ujar Fanu.
Terkait PT. Buana Tunas Sejahtera, Fanu menjelaskan, yakni merupakan salah satu Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Saat ini, perusahaan tersebut telah melakukan ekspor bungkil sawit dalam kapasitas yang cukup besar. Pada tahun 2024 lalu, volume ekspor komoditas tersebut mencapai 336,18 ton, dengan nilai hampir Rp600 juta," jelasnya.
Sedangkan mengawali tahun 2025 ini, terdapat 93,61 ton bungkil kelapa sawit yang diekspor dengan nilai kurang lebih Rp114 juta.
"Ekspor komoditas tersebut akan dilakukan secara bertahap," tuturnya.
Sementara itu, Pejabat Karantina Tumbuhan BKHIT Kalbar Satpel PLBN Badau, Yustina Nurseptiyani, mengatakan bahwa ekspor bungkil melalui PLBN Badau akan berlangsung sampai bulan Maret 2025 dengan kapasitas total sekitar 300 ton.
"Berkaitan dengan ekspor komoditas pertanian, kami melakukan pemeriksaan dan pengawasan untuk memastikan kesesuaian dengan impor permit negara tujuan. Dalam hal ini untuk memastikan bungkil kelapa sawit layak diekspor ke Malaysia melalui PLBN. Kami mengawasi tindakan perlakuan berupa fumigasi oleh fumigator tersertifikasi terlebih dahulu," kata Yustina Nurseptiyani, selaku Pemeriksa Karantina Tumbuhan Terampil BKHIT Kalbar Satpel PLBN Badau.
Adapun fumigan yang digunakan, lanjut Yustina, yaitu phospine (PH3), dan difumigasi selama 3 hari sesuai dengan impor permit dari Malaysia.
"Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bungkil kelapa sawit yang diekspor telah terjamin keamanannya.," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Satuan Pelayanan PLBN Badau, Septyardhi Haryono menyampaikan, kspor bungkil kelapa sawit kali ini merupakan salah satu wujud dari fungsi karantina sebagai economic tools untuk turut serta bersinergi dengan CIQS, BNPP selaku pengelola PLBN Badau, dan instansi terkait lainnya dalam menggerakkan roda perekonomian perbatasan, maupun sebagai suatu sistem untuk mencegah masuk, keluar dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) baik ke dalam dan keluar negeri.
"Ini sesuai dengan UU Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, di mana di kawasan Kabupaten Kapuas Hulu, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian yang populer. Dengan adanya ekspor perdana di 2025 ini,diharapkan ekspor ini akan terus berlanjut dan bertambah lewat komoditas komoditas unggulan Kapuas Hulu lainnya,” harap Septyardhi.
Sebagaimana diketahui, bungkil sawit merupakan bagian dari hasil pemrosesan inti sawit yang terdiri dari daging sawit dan batoknya. Pada pemrosesan inti sawit didapatkan sebanyak 45 persen Bungkil Inti Sawit (BIS). Bungkil sawit mempunyai nilai nutrisi yang tinggi sebagai sumber konsetrat atau penguat pada pakan ternak. (Nt)
Tidak ada komentar