Recent comments

  • Breaking News

    Jelawat, Ikan 'Sultan' dari Kapuas Hulu Jadi Primadona di Pasar Malaysia

    Ikan Jelawat, saat diperiksa di BKHIT Kalbar Satpel PLBN Nanga Badau.
    KAPUAS HULU, UNCAK.com - Kabupaten Kapuas Hulu, merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi alam berupa ikan air tawar yang sangat besar.

    Beragam jenis ikan air tawar tersebut banyak diminati masyarakat, baik  sebagai ikan hias maupun sebagai ikan konsumsi.

    Bagi masyarakat umum, Ikan Arwana Super Red, mungkin menempati tempat teratas sebagai ikan air tawar terpopuler dari Kabupaten Kapuas Hulu.

    Namun, ada satu jenis ikan lokal  berjuluk ikan sultan, yang juga menjadi primadona  bagi penikmat masakan ikan air tawar.

    Ikan Jelawat. Ya, ikan dengan nama latin Leptobarbus hoevenii itu merupakan ikan lokal konsumsi yang banyak ditemukan di perairan Kabupaten Kapuas Hulu.

    Dengan potensi berat yang mencapai 10 kilogram dan rasa dagingnya yang lezat, wajar saja ikan ini digemari oleh masyarakat lokal, sampai masyarakat negara tetangga, yaitu Malaysia.

    Berdasarkan data Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Barat (BKHIT Kalbar) Satuan Pelayanan (Satpel) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, volume ekspor ikan jelawat ke Malaysia melalui PLBN Nanga Badau pada tahun 2024 lalu mencapai 7,941 ton, dengan nilai ekspor sekitar 635 juta rupiah.

    Kemudian pada tahun 2024, tren ekspor ikan sultan itu mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

    Dilansir dari data BKHIT Kalbar Satpel PLBN Badau, pada tahun 2024, volume ekspor ikan jelawat mencapai 10,776 ton dengan nilai ekspor sekitar 862 juta rupiah.

    Dengan nilai fantastis tersebut, menjadikan ikan jelawat menjadi salah satu primadona ekspor ke Malaysia.

    “Dengan nilai jual yang tinggi dan rasanya yang lezat, wajar saja bila ikan jelawat ini sangat diminati. Tugas kami adalah memastikan kualitas dan keamanan produk ikan jelawat ini sebelum diekspor lewat pemeriksaan dan sertifikasi Kesehatan, “ujar Septyardhi Haryono, Kepala Karantina Satpel PLBN Badau, Jumat (17/1/2025).

    Selain dalam bentuk ikan segar, ikan jelawat juga dapat diolah dalam beberapa jenis produk yang tak kalah menarik.

    Produk makanan seperti kerupuk, bakso sampai produk setengah awet (presto) dapat menjadi alternatif dan peluang bagi para pengusaha untuk membuka pasar baru di bidang ekspor ikan sultan ini.

    “Karantina siap bersinergi bersama dengan stakeholder terkait dalam mendampingi masyarakat yang ingin melakukan ekspor ikan jelawat dan produknya. Mari kita bekerja sama untuk menjaga dan tren positif ekspor ikan jelawat ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkap Septyardhi. (rls/nt)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan

    Post Bottom Ad